Menjadi orang yang dipimpin, pada akhirnya sadar ataupun tidak terinspirasi untuk mengikuti pemimpinnya. Namun terkadang tidak semua pemimpin itu bisa menginspirasi yang dipimpinnya. (Disini penulis tidak menggunakan kata-kata pemimpin dan bawahan, karena tidak semuanya yang dipimpin itu adalah bawahan). Pada konteks kedinasan mungkin saja terjadi ada atasan dan bawahan, tetapi dalam kehidupan sosial seperti keluarga atau RT, tidak berarti bahwa suami adalah atasannya istri. (Wah kalau seperti ini terjadi, bisa terjadi unjuk rasa besar-besaran dari kaum feminis)
Namun ada beberapa hal yang menarik yang dapat dipelajari dan diserap dari para pemimpin kita. Seperti yang penulis alami selama bekerja di pemerintahan ini dari mulai pemimpin level terendah hingga yang bisa dilevelkan sebagai Big Bos. Tiap pemimpin memiliki kekhasan dan kelebihan masing-masing. Tentu lebih enaknya saya membahas kelebihan dari mereka, daripada membicarakan kekurangan orang lain. Selain membicarakan keburukan orang lain itu merupakan ghibah, setiap orang tentu memiliki ketidaksempurnaan. Kembali ke topik pemimpin seperti apa yang mempengaruhi saya. Banyak dipimpin juga menimbulkan banyak rasa, karena memang menurut saya ”taste” tiap orang itu berbeda-beda. Ada pemimpin yang enak bisa diajak share, tidak membatasi bahwa ia adalah atasan dan saya cuma bawahan. Tetapi dengan hal tersebut tidak menghilangkan sikap hormat saya kepadanya, karena tentu saja saya merasa dihargai oleh beliau. Pemimpin yang saya ceritakan ini mengajari saya untuk terus bergerak, walaupun katanya ditempat kita kemarin ”kering” (he...he.... emang kemarau), tetapi harus dimanfaatkan peluang lain yang bisa menghasilkan sesuatu. Walhasil pada saat ini beliau telah menjadi Manager pada salah satu produk MLM. Syukurnya pas mau lebaran kemaren, kita para stafnya diberi THR berupa produk yang digerakkannya selama ini. Cerdas juga pemimpin yang satu ini, turut membahagiakan orang lain dan sekaligus menjadi ajang promosi kepada para kaum istri dirumah (terbukti istri saya langsung bertanya dengan produk-produk terbaru keluaran MLM tersebut). Sisi positif yang dapat saya ambil dari beliau adalah janganlah terbentur dengan keadaan. Kita yang harus mengubah keadaan, bukan keadaan yang mengubah kita. Hingga saat ini terkadang sambil bercanda, beliau dengan sedikit filosofis mengatakan bahwa memang di kedinasan ia hanya pemimpin di level terendah, tapi di MLM ....... (dak etis nyebutin produk), saya adalah Manager. Alhamdulillah kalau seperti itu bos, semoga terus tambah maju namun tetap tidak melupakan tugas-tugas utama di bidang kedinasan.
Pemimpin lain yang ingin saya ceritakan disini adalah yang sudah mencapai level ”Big Bos”, tau kan? Pada level big bos lebih terasa lagi kekhasannya. Khas yang terasa pada diri saya pun, saya pikir sama dengan yang dirasakan oleh para rekan sejawat. Kekhasan pertama yang saya tangkap dari beliau dari seorang pembelajar. Ada saja hal kreatif yang dibuat, mungkin tidak bermaksud mengajari yang dipimpinnya, tapi ”taste” nya mengena pada sasaran. Mungkin karena memang sifatnya sebagai pembelajar, sehingga nuansa pembelajaran tertangkap dalam hampir semua geraknya. Kadangkala seseorang tidak akan mempan dinasehati atau diberikan perintah dengan kata-kata yang tegas bahkan diiiringi dengan sikap paksaan, tetapi ketika dengan kata-kata yang lembut dan pemberi semangat, tentu membuat orang lain berfikir untuk berubah. Pemimpinku yang satu ini memang jagonya untuk memberikan semangat, dengan ”little quotation”, beliau ingin memberikan ”taste” yang dimilikinya kepada orang sekitarnya. Yang mendapat quotation pun pada awalnya bingung, apa maksudnya, ada salah apa, arahnya kemana? Terlepas dari diri yang merasa tersindir, muncul perasaan bersalah atau malu, sesungguhnya saya yakin bahwa pesan-pesan singkat yang beliau kirim itu untuk men”charge” semangat kerja yang sedang melemah. Punya pemimpin seperti beliau juga harus terus nyambung dengan teknologi informasi. Kalau gaptek, wah alamat tuh, ”taste”nya tidak berasa. Makanya blog ini pada akhirnya dikebut pengerjaannya dengan faktor terbesarnya karena terinspirasi oleh beliau, dan malu juga masak beliau yang segunung kerjanya saja masih sempat-sempatnya ngisi blog. Namun ada yang paling menarik dari ”taste” yang beliau punya. Dan ini terungkap pada saat kajian rutin Ramadhan kemarin. Menurutnya ada 3 (tiga) hal yang senantiasa kita harus lakukan untuk terus melatih pikiran kita. Yang pertama adalah dengan membiasakan membaca. Kedua dengan membiasakan berbicara, dan yang ketiga adalah dengan rajin menulis. Tidak lain ini adalah semangat para pembelajar, karena ketiga elemen ini hanya muncul pada diri mereka yang terus menerus belajar.
Memang tidak ada manusia yang paripurna. Orang yang dikatakan pintar pun belum tentu paripurna. Ada orang yang jago dalam berbicara sehingga disebut dengan orator tetapi tidak mampu menulis sesuai keindahan lisannya. Ada yang senang membaca, tetapi ketika mengungkapkan dengan lisan menjadi latah tuk berbicara. Sehingga fungsi dari pikiran tidak menjadi lengkap dan tidak dapat dioptimalisasikan. Menurut saya, jika ”taste” dari pemimpin ini saya ikuti, tentu saya bisa turut merasakan ”apa keindahan” yang tersebunyi didalamnya. Tentu saja di seumuran saya yang harus terus belajar ini, diperlukan juga banyak ”mendengar” agar inspirasi dari mereka yang bisa memberikan inspirasi, dapat terserap dengan cepat.
Pemimpin memang dapat datang silih berganti, dengan sikap dan tingkah laku yang berbeda-beda serta ”taste” yang beraneka ragam. Tetapi untuk menjadi pemimpin yang inspiratif dan kemudian dapat menularkan inspirasi positif kepada yang dipimpinnya adalah tidak sembarang pemimpin. Hanya sedikit sekali pemimpin inspiratif yang muncul karena bakat alam, sedangkan menurut saya, lebih dari 90 % pemimpin inspiratif itu muncul karena tempaan hidup, niat yang ikhlas untuk terus belajar dan amat meyakini bahwa akan ada hari esok yang akan membalas amal kebaikan dengan kebaikan yang teramat baik. Pada akhirnya "taste" dari pemimpin inspiratif kita ini tidak terlepas dari seseorang yang selalu patut dicontoh, karena ia menginspirasi semua orang. Ialah Rasulullah Muhammad SAW. Shalawat kita untuk beliau, semoga kita diberikan syafaatnya di hari akhir kelak. Kita juga mendoakan terus kepada para pemimpin inspiratif ini untuk terus ada pada tiap zaman, waktu dan tempat, sehingga terus terpancar jiwa positif dari mereka yang dipimpinnya. Dan semoga dari sikap inspiratifnya akan muncul pemimpin baru yang pada akhirnya menjadi lebih inspiratif serta membawa kebaikan bagi masyarakat luas. Amiin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar